Kamis, 11 April 2013

Kejar Produksi Padi, Kementan Gencarkan Program Cetak Sawah Baru


SUMBAWA—Menteri Pertanian Suswono menyerahkan bantuan pemerintah sebesar Rp 33 miliar untuk mencetak sawah baru seluas 3.300 hektare di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tiap hektare sawah baru yang akan dicetak mendapat sumbangan Rp 10 juta.

Mentan mengemukakan, pemberian bantuan ini merupakan bagian dari program Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produktivitas padi nasional tahun 2013 sebesar 72,06 juta ton gabah kering giling (GKG). Provinsi NTB berkomitmen menyumbang sebesar 2,2 juta ton GKG, di mana 435 ribu ton di antaranya merupakan kontribusi Kabupaten Sumbawa.

Mentan mengharapkan bantuan yang diberikan pemerintah ini benar-benar digunakan untuk mencetak sawah baru. “Saya tahu petani itu jujur-jujur, sehingga saya yakin bantuan ini benar-benar untuk mencetak sawah baru,”  katanya di hadapan para petani Sumbawa, Sabtu (6/4) di Desa Muer, Kecamatan Plampang, Sumbawa.

Sebelumnya, Mentan bersama Bupati Sumbawa Jamaludin Malik, Dirjen Tanaman Pangan Udhoro Kasih Anggoro, dan sejumlah pejabat daerah Sumbawa melakukan panen bersama di lahan sawah baru di Dusun Jompong, Desa Muer.

Dalam kesempatan itu Mentan Suswono memberikan apresiasi yang tinggi terhadap hasil produksi sasah baru tersebu yang rata-rata mencapai 6 ton per hektare. “Biasanya sawah baru mencapai hasil yang maksimal setelah sembilan kali panen. Sawah baru selama ini rata-rata produksinya di bawah 4 ton per hektare,” katanya.

Dengan rata-rata produksi sebesar itu, Mentan berkeyakinan target produksi padi NTB dapat terlampaui. “Secara nasional pun dengan rata-rata produksi sebesar itu, insya Allah target produksi sebesar 72,06 juta ton akan terlampaui,” tandasnya.

Lindungi Lahan Pertanian
Pada kesempatan itu Mentan juga meminta Pemeritah Daerah melindungi dan menjaga lahan pertanian produktif.  Menurutnya ini untuk kepentingan masa depan bangsa Indonesia, dari sisi  pangan.

Pada saatnya nanti, setiap negara akan mementingkan negaranya sendiri untuk urusan stok pangan. Hanya sedikit saja yang dilempar ke pasar internasional.
Jika lahan pertanian terus menyusut akibat konversi lahan, maka ke depan Indonesia akan kekurangan stok pangan, dan akan bergantung pada negara lain. “Karena itu saya selalu berpesan kepada para Bupati agar lahan-lahan pertanian yang ada dijaga. Kalau perlu ditambah dengan mencetak sawah-sawah baru,” jelas Mentan.

Di kesempatan yang sama Mentan juga memprihatinkan banyaknya lahan terlantar. Padahal jika para petani bisa diberi akses untuk mengelola lahan-lahan tersebut tentunya dapat meningkatkan produksi pangan nasional, dan pada gilirannya mensejahterakan petani juga.
Sebab persoalan yang dihadapi petani Indonesia adalah sempitnya lahan yang dikelola, yang rata-rata hanya 0,3 hektare per orang. Dengan lahan hanya seluas itu kemampuan produksi petani pun menjadi terbatas.
“Lahan itu hanya untuk dikelola, bukan dimiliki,” jelas Mentan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar