Minggu, 21 April 2013

Gubsu (Gatot pujo Nugroho) Kunjungi Masjid Tertua di Jawa

Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroh, ST mengunjungi Masjid Agung Demak, masjid tertua di Jawa dan berziarah ke makam Sultan Demak Raden Fatah Al Kabar dan Sunan Kalijaga. Kunjungan tersebut dalam rangkaian Milad PKS dan Rapimnas di Semarang (18-20/4) dalam rangka mengapresiasi budaya dan sejarah serta meneladani perjuangan para wali.

Gatot bergabung bersama rombongan tokoh dan petinggi PKS diantaranya mantan presiden PKS Hidayat Nur Wahid, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail. Rombongan bertolak yang dari Semarang menumpang bus  keudian disambut Bupati Demak H M Dachirin Said dan ta'wir masjid H Mukhtarum.

Dalam kunjungan di Masjid Agung Demak, diawali dengan ziarah dan doa di makam Sultan Demak I Raden Abdul Fattah Al Akbar serta keluarga kerabat. Para tokoh PKS kemudian berkesempatan menunaikan sholat sunnah di Masjid Demak yang dibangun oleh Raden Fattah beserta para wali songo sekitar abad XIV. Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang memiliki nilai penting bagi perkembangan Islam di tanah air, tepatnya pada masa Kesultanan Demak Bintoro.

Masjid ini dipercayai sebagai tempat berkumpulnya para wali beribadah dan berdiskusi tentang penyebar agama Islam, serta mengajarkan ilmu agama.

Dalam perjalanan dari makam menuju masjid, Gubsu dan para tokoh PKS menyempatkan minum air dari gentong Kong. Sebentuk gerabah penampung air  peninggalan Dinasti Ming yang merupakan hadiah oleh Putri Kerajaan Campa. Usai sholat, rombongan meninjau museum yang terletak masih dalam kompleks. Gatot Hidayat Nurwahid, Ahmad Heryawan, dan tokoh lainnya banyak menggali informasi mengenai peninggalan para wali yang masih tersimpan di dalam museum.

Selama kunjungan ke kompleks Masjid Demak, para tokoh PKS ikut memberi berbagai masukan untuk meningkatkan kenyamanan para pengunjung dan peziarah. "Tadi kami berbicara dengan Pak Bupati bagaimana agar tempat ini semakin banyak memberi manfaatnya," ujar Hidayat.

Diantara usulan adalah menyediakan tayangan dokumentasi tampilan lantai dua masjid yang tidak boleh dikunjungi masyarakat umum, sehingga keinginan tahuan pengunjung dapat terpenuhi.  Selain itu, diusulkan menyediakan cangkir sekali pakai bagi para peziarah yang ingin minum air dar gentong Kong, sebagaimana halnya yang diterapkan untuk meminum air zam zam di Masjidil Haram.

Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa kunjungan ke Mesjid Demak merupakan wujud kecintaan PKS kepada Indonesia dan sejarah serta budayanya. "Ini adalah bukti kalau PKS sangat menghormati sejarah tradisi dan perjuangan para wali," ujar Hidayat Nurwahid yang didampingi para tokoh PKS termasuk Gubsu. Hidayat menambahkan kunjungan ziarah ke kompleks Masjid dan pemakaman Sultan Demak adalah wujud apresiasi budaya sekaligus meneladani tokoh-tokoh pembuat sejarah seperti  Raden Fattah, Sultan Trenggono, Patih Yunus.

Dari masjid Demak, rombongan bertolak ke Makam Sunan Kalijaga. Rombongan berbaur dengan ratusan peziarah yang memadati kompleks pemakaman tersebut.  Baik saat memasuki maupun keluar dari jalan menuju kompleks makam, rombongan banyak melayani permintaan foto pengunjung maupun para pedagang suvenir di sekitar lokasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar