Oleh : Ustdz. Dasnah, Spd
“Jika kamu bersabar dan bertaqwa ketika mereka datang menyerang kamu
dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat
yang memakai tanda” (Q.S. Al-Imran: 125)
Mengawali tulisan ini, penulis teringat dengan salah satu perang yang
membawa kemenangan bagi pasukan Rasulullah Saw, perang Badr. Perang yang
membakar semangat umat Islam, perang yang membuat penulis merinding
tatkala membaca kisah-kisah keajaiban yang muncul karena bantuan yang
dikirimkan oleh Allah. Seperti kata Allah pada kutipan ayat di atas. Dia
datang menolong dien-Nya dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda
dan entah dengan jalan apa lagi DIA akan menolong hamba-Nya yang selalu
bersabar.
Dalam keadaan bagaimana pun, seruan Allah akan
kesabaran ini amat banyak dalam kitab suci Al-Quran, hingga pantaslah
jika ‘bersabar’ adalah pekerjaan berat yang akan diujikan kepada tiap
hamba yang senantiasa berpegang teguh pada tali agama-Nya. Dan wajarlah
bila balasan yang dijanjikan bagi orang yang bersabar adalah surga,
sebab ia teramat berat untuk dijalani.
Ketika diri dilanda
fitnah, maka di situlah awal sabar hendak ditanam. Tak usah khawatir
akan fitnah. Sejak zaman Rasulullah, toh, perbuatan keji itu sudah ada.
Masih jelas, amat kental dalam ingatan penulis, ketika orang paling
munafik di kalangan Quraisy memfitnah Aisyah RA bahwa beliau sengaja
berkhalwat (berduaan) dengan salah seorang sahabat. Padahal, berdasarkan
kisah, sungguh hal itu tidaklah seperti yang dituduhkan. Begitu
berbahayanya fitnah hingga berita tersebut menyebar di seluruh kalangan
dengan begitu cepatnya. Bahkan, salah seorang sahabat, Abu Bakar
Assiddiq RA yang dikenal dengan kelembutan hatinya sedemikian marahnya
mendengar putrinya, Aisyah, berbuat demikian. Apatah lagi sang suami,
lelaki paling mulia, Rasulullah SAW ketika mendengar kabar tersebut
kemudian terbesit rasa percaya akan kabar tersebut, sungguh penyiksaan
besar yang dirasakan oleh Aisyah RA semalam suntuk beliau menangis
pedih. Tiga bulan lamanya ia dijauhi oleh Rasulullah, Saw. Bahkan sempat
terdengar kabar, Abu Bakar RA rela putrinya diceraikan sekiranya kabar
tersebut benar adanya. Itulah fitnah, punya kekuatan menumbangkan lawan
atau musuh dari segi mental. Na’udzu billah tsumma na’udzu billah.
Namun, perlu kita ketahui bersama bahwa kebenaran akan terkuak dengan
sendirinya. Kesabaran akan membuka tabir fitnah yang tak jelas itu.
Jikalau Rasulullah memperoleh kebenaran dari adanya wahyu, tentulah
manusia biasa pun akan diberikan jalan oleh-Nya.
Tak perlu
risau dengan fitnah. Bukankah memang demikian adanya! KEBENARAN akan
diiringi oleh KEBATILAN. Bukankah sangat jelas pula bahwa kemudahan
menyertai kesulitan. “Inna ma’al ‘usrii yusroo” (sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan), (QS. Al-Insyirah: 5). Usah resah akan fitnah
yang bertandang jika diri sudah berjalan pada koridor yang tepat. Tak
mestilah takut menggelayuti. Amat wajar kejujuran mendapat cobaan. Sudah
lumrah kebenaran berteman dengan ujian. Semua sudah sunnatullah. Yang
terpenting diri tahu bahwa pelaku fitnah alias‘munafik’ tempatnya adalah
Hawiah, lapisan terbawah dari tujuh neraka. Yang jelas diri paham akan
firman-Nya dalam Al-Quran surah Al- Baqarah: 217 “Walfitnatu akbaru
minal qotli” (Sedangkan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan).
Sekali lagi, tak perlu galau bila diri dilanda fitnah. Janji Allah itu
pasti, bahwa “Innalloha ma’a sshoobiriin” (Sesungguhnya Allah bersama
dengan orang yang sabar). Surah Al-Imran pada pembukaan tulisan di atas
pun amat jelas menerangkan kepada kita bahwa kesabaran adalah kunci
kemenangan. Tak perlu memikirkan dengan cara apa Dia akan menolong. Dia
jauh lebih punya kuasa dibanding dengan penyebar fitnah. Dia amat tahu
melalui cara apa hamba itu dimudahkan-Nya.
Jaga Allah, maka
Allah akan menjagamu. Itulah janji-Nya. Betapa indah ia memberikan janji
kepada hamba-Nya. Tentulah, Dia akan dating dengan cara yang lebih
indah. Penulis teringat dengan sebuah hadits hasan lagi shahih, yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi:
Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas
RA berkata, “Suatu hari aku berada di belakang Nabi SAW lalu beliau
bersabda, “Nak, akan aku ajarkan kepadamu beberapa patah kata, jagalah
Allah, niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah, niscaya dia akan
senantiasa bersamamu, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah
kepada Allah. Ketahuilah, jika semua umat manusia bersatu padu untuk
memberikan suatu kebaikan padamu, niscaya mereka tidak dapat
melakukannya, kecuali yang telah ditulis oleh Allah bagimu, dan jika
semua umat manusia bersatu padu mencelakakanmu, niscaya mereka tidak
dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang ditulis oleh Allah
bagimu. Pena telah diangkat dan catatan-catatan itu telah mengering.
Sungguh dahsyat susunan hadits yang disabdakan oleh Rasulullah.
Mudah-mudahan terpetik banyak hikmah. Satu hal yang mesti ditekankan
dalam diri bila fitnah benar-benar bertandang adalah bahwa kemenangan
akan selalu mengiringi kesabaran. Bersabar terhadap fitnah yang
menghampiri insya Allah jalan keluar akan tampak jelas. Wallohu’alam
bissawwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar