Jakarta - KRONOLOGI PENGEROYOKAN WARTAWAN TERHADAP TIM PENGAWAL PENGAMANAN USTADZ HILMI AMINUDDIN DI KPK 14 MEI 2013
Ustadz
Hilmi (UH) keluar dari ruangan KPK kira-kira pada jam 15.00 WIB. Namun
Tim pengamanan tidak bisa menjemput UH dari lobby karena puluhan
wartawan sudah memenuhi dan mencegat di depan pintu, sepanjang kiri
kanan railing dan di bawah tangga.
Upaya untuk mencari akses jalan alternatif gagal karena UH hanya boleh keluar dari pintu yang sudah dikerubuti wartawan.
Petugas
security KPK tidak berusaha mengantisipasi dan mencegah kekacauan,
hanya mengantar Ustadz Hilmi sampai railing pintu masuk. Ketika mobil
penjemput sudah bersiap di depan pintu, tim pengamanan yang ada di luar
berinisiatif membuka kerumunan wartawan, agar UH tidak terdesak dan
terbentur kamera dan mikrofon wartawan.
Namun
tim pengamanan yang berada di luar kerumunan terhalang puluhan wartawan
yang tidak terkendali dan terus merangsek dan mengepung UH. Beberapa
wartawan bahkan menerobos railing dan membuat UH semakin terdesak.
UH
tertahan dihadang wartawan. Sempat berbicara, direkam, difoto dan
disorot kamera. UH dengan susah payah menuruni tangga, namun terus
didesak. Akhirnya terjadi saling desak karena tim pengamanan berusaha
memberi jalan agar UH sampai ke mobil.
Wartawan
semakin provokatif, dengan kata-kata makian maupun dengan tendangan
kaki. Mereka juga berteriak copet.copettt. Ada juga yg berteriak
"sikaat... hajaar... Apa lu ini bukan markas elu".
Pertanyaan
wartawan juga kasar, "Waktu diperiksa, Ustadz Hilimi terkencing-kencing
nggak?" Dan pertanyaan2 lain yang menyudutkan.
Kameramen
dan fotografer makin kalap menyorotkan kamera sambil beteriak-teriak,
menunjuk2, menendang, menyodok dan membenturkan kamera, tripod dan
mikrofon kepada tim pengamanan yang berusaha memberi jalan UH
Bbrp
orang berbaju batik yang merekam dengan BB juga berteriak-teriak,
dicurigai sbg provokator. Tim pengamanan yang mencoba membuka jalan dari
belakang wartawan dan berusaha menembus kerumunan namun dipukuli
puluhan kali dengan mikrofon maupun dengan kamera.
Tim
pengamanan juga terpaksa melompat railing karena ingin menyelamatkan
UH. Karena kalo dibiarkan UH bisa jatuh di undak-undakan, atau terbentur
kamera dan mikrofon yang semakin merangsek.
Tim
pengaman mencoba persuasif, "tolong hoi ini orang tua!" dll. Agar
wartawan minggir dan tidak menghalangi pintu mobil. Petugas pengamanan
terus berusaha membuka pintu dengan susah payah. Akhirnya pintu bisa
dibuka, ustadz masuk mobil dan meninggalkan KPK.
Namun
tiba2 terjadi kekacauan. Wartawan melampiaskan kemarahannya secara
membabi buta. Seorang anggota tim pengamanan bernama RN dipukul kamera
(kena bibir atas), diteriaki, ditendang dan dipukuli puluhan wartawan.
RN mengalami luka di bibir atas serta memar di jari tangannya (karena
menangkis dan melindungi kepalanya).
RN beberapa kali jatuh terduduk dan melindungi kepalanya. Para wartawan berteriak2 dengan kasar, menyebut anjing dll.
RN
lari karena keselamatannya terancam. RN sempat beberapa kali jatuh,
ditendang, dipukul dan diinjak-injak. TF berusaha melindungi RN, namun
juga kena pukul dan tendangan.
RN
diselamatkan dan dilindungi oleh petugas kepolisian berpakaian preman
dan dibawa ke pos security Jasa Raharja di samping Gedung KPK. RN
didampingi kawan-kawannya dibawa ke Polsek Setiabudi, bukan untuk
ditahan tetapi dimintai keterangan dan akan dibantu kalau akan melakukan
penuntutan.
Awalnya
petugas polisi mengira kalau RN dkk ini adalah aparat. Namun dijelaskan
bahwa mereka adalah tim pengamanan PKS. Akhirnya RN dkk diizinkan
pulang.
Sempat
beredar kabar bahwa yang terjadi adalah wartawan dikeroyok tim pengawal
UH. Namun faktanya adalah wartawan sudah menunjukkan puncak
kebenciannya dan melakukan tindakan premanisme yang memalukan.
Jakarta, 14 Mei 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar