" Cita-Cita Peradaban " Oleh Anis Matta
Cita-Cita Peradaban
Ini adalah terjemahan, implementasi dari apa yang disebutkan oleh Imam
Hasan al Banna sebagai cita-cita tertinggi dakwah kita, yaitu Ustaziatul
Alam. Kita semua ditakdirkan hidup pada suatu era, dimana peradaban
barat dengan semua filosofinya, di mana filsafat materialism tidak lagi
mampu memberikan semua unsur yang diperlukan oleh ummat manusia untuk
berbahagia.
Sekarang ini ada kekeringan yang luarbiasa. Dan itu
sebabnya mengapa peradaban barat hanya mengandalkan dua kekuatan utama
untuk mempertahankan hegemoninya. Pertama adalah senjata. Kedua adalah
uang. Selain itu mereka tidak punya daya tarik apa-apa.
Ini
semua merupakan tanda-tanda mengapa janji Rasulullah shalallahu alaihi
wa salam in syaa Allah akan menjadi kenyataan dalam waktu yang tidak
terlalu lama. Tahukah antum apa janji Rasulullah saw., dalam perang
Khandak? Rasulullah saw., bersabda, “Latuftahannarrum”. Romawi in syaa
Allahkan akan dibebaskan. Sahabat Rasulullah bertanya, “Ayyuhuma
tuftaahu ya Rasulullah?” (mana yang lebih dulu dibebaskan wahai
Rasulullah? Romawi Timur atau Romawi Barat?) Rasulullah saw., mengatakan
Madinatu Hiroklus, kotanya Heraklius terlebih dulu. Janji ini baru
menjadi kenyataan 700 tahun kemudian.
Tetapi jauh sebelum 700
tahun itu Rasulullah saw., bersabda, “Latuftaahunnal Constantiniyyah
walani’mal jaisyu jaisyuha, wala ni’mal amiru amiruha.” Konstantinopel
pasti akan dibebaskan. Dan sebaik-baik pasukan jihad yang pernah ada
adalah pasukan yang membebaskan Konstantinopel. Sebaik-baik komandan
perang yang pernah ada adalah komandan perang yang dipimpin pembebasan
Konstantinopel.
Konstantinopel dibebaskan oleh seorang anak
muda, Muhammad al Fatih yang berumur 23 tahun. Jadi kalau ada di antara
kita yang berumur lebih dari 23 tahun jangan lagi pernah merasa muda.
Kita sudah terlalu tua. Karena prestasi-prestasi besar itu diraih oleh
para pendahulu kita di saat mereka masih terlalu muda. Muhammad al Fatih
telah menjadi khalifah pada saat beliau berumur 16 tahun.
Nah
ikhwah sekalian, potongan kedua dari janji Rasulullah ini yaitu Roma dan
Vatikan belum terwujud. Tetapi jaraknya sudah hampir sama dengan jarak
janji Rasulullah yang telah terwujud, sudah lebih dari 500 tahun.
Yang membuat peradaban barat sekarang ini belum runtuh seperti yang
diramalkan oleh banyak orang, adalah karena belum ada satu peradaban
alternative yang muncul menggantikan mereka. Dunia Islam sekarang ini
belum terkonsilidasi.
Kita ditakdirkan hidup di era ini. Era ketika
cita-cita ini kita kumandangkan, era ketika umat manusia semuanya
menantikan kehadiran kita.
Kita semua berharap bahwa pada suatu
waktu potongan sirah yang pernah kita baca bukan hanya periode Mekah
tetapi juga periode Madinah. Bukan hanya awal-awalnya periode Madinah di
mana kita terlibat dalam perang Badar atau perang Uhud atau perang
Khandak, tetapi kita ingin masuk lebih jauh lagi, zaman di mana
Rasulullah saw., menulis surat kepada seluruh raja-raja yang ada di muka
bumi ketika itu, yang isinya, “Aslim taslam walakal ajru marratain.”
Masuklah ke dalam Islam dan engkau akan mendapat dua pahala.
Ketika kita masih merupakan sebuah pergerakan, cara kita berdakwah
kepada orang adalah seperti cara nabi Musa. Yaitu, “idzhaba ilaa
fir’auna faquula lahu qaulan layyinan.” Pergilah kalian kepada Fir’aun
dan katakanlah kepadanya perkataan yang lembut. Tetapi ketika kita
mempresentasikan diri sebagai sebuah Negara, cara kita berdakwah adalah
seperti yang dilakukan oleh nabi Sulaiman, ketika beliau mengirim surat
kepada Balqis, “Innahu min Sulaiman wa innahu
bismillahirrahmaanirrahiim. Alla ta’lu alaiyya wa tu’ni muslimin.” Surat
ini datangnya dari Sulaiman, datangnya dengan nama Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Jangan coba-coba membangkang padaku,
datanglah padaku dalam keadaan menyerahkan diri. Begitulah cara
diplomasi Negara dilakukan.
Kita ingin pada sisa umur kita
nanti, bahwa kita semua akan menyaksikan surat-surat seperti itu dikirim
kepada seluruh Negara-negara lain yang ada di muka bumi. Kita ingin
mengatakan kepada mereka semua, in syaa Allah, “Aslim taslam walakal
ajru marratain.” Atau kita katakan kepada mereka, “Innahu min hizbil
‘adalah, innahu mun Indonesia, ini adalah dari kaum Muslimin di
Indonesia wa innahu bismillahirrahmaanirrahiim, alla ta’lu alaiyya wa
tu’ni muslimin.”
Kita berharap ikhwah sekalian, bahwa pada
suatu periode dari sisa-sisa umur kita, kalau bukan kita yang
melakukannya, setidak-tidaknya anak-anak kita atau cucu-cucu kita, masih
sempat menyaksikan surat-surat itu. In syaa Allah. Kita berharap bahwa
surat-surat seperti itu bisa kita saksikan. Dan bahwasanya peradaban
dunia menyaksikan bangkitnya kembali Islam yang berbahasa kepada mereka,
mengatakan kepada mereka, hanya inilah jalan bagi kalian untuk
berbahagia dan hanya inilah jalan bagi kalian untuk mendapatkan
kedamaian di dunia ini.
Tetapi ikhwah sekalian, cita-cita besar
itu harus kita mulai dari hal-hal yang kecil-kecil. Itulah sebabnya
Rasulullah saw., pertama kali membangun basecamp nya di Madinah.
Kemudian memperluasnya kepada seluruh jazirah Arab. Begitu beliau
selesai dari jazirah Arab, usianya tutup. Tapi sebelum beliau tutup
usia, beliau mengutus sebuah pasukan yang dipimpin oleh seorang anak
muda berumur 16 tahun, namanya Usamah bin Zaid.
Jadi ketika
Rasulullah saw., berumur 63 tahun, seakan-akan beliau mengatakan,
“Sekarang tugas kehidupan saya sudah selesai dan saya akan menuju kepada
kehidupan lain yang lebih abadi. Tetapi hari ini, ada pasukan baru yang
memimpin kehidupan yang baru, yaitu Usamah bin Zaid, anak muda berumur
16 tahun.”
Antum tahu semuanya, runtuhnya peradaban besar itu
bukan karena dia dihancurkan oleh peradaban besar lainnya yang sama
besarnya. Tapi runtuhnya peradaban besar itu persis sama dengan cara
matinya Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman meninggal ketika beliau sedang
shalat, tapi beliau tidak jatuh, tidak ada yang tahu bahwa beliau
meninggal karena tongkatnya menyangga beliau. Beliau ketahuan meninggal
setelah ada rayap yang memakan tongkatnya, kemudian tongkatnya itu habis
baru beliau jatuh. Barulah orang semua tahu termasuk jin-jin beliau
sendiri. Bahwa beliau telah meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar