Jumat, 28 Februari 2014

KOMENTAR PARA TOKOH TENTANG PKS



1.Hermawan Kertajaya,pakar marketing indonesia
"PROFESIONALnya PKS bisa dilihat dari rapinya administrasi kepartaian,serta tidak  adanya konflik internal yang mengganggu kinerja partai di tengah fakta partai lain saling gontok-gontokan berebut kursi pimpinan."

2.Djoko Susanto,mantan panglima TNI
"yang saya nilai mereka PATUT DICONTOH secara organisir gerakan dan SOLIDITAS kekuatannya;anda tahu partai PKS.semua database saya miliki termasuk  penilaian ketika melakukan aksi,dan memang satgas PKS-lah yang TERBAIK."

3.Prof. Dr. Jimly asshiddiqie,sh. mantan ketua MK
"paltform yang komprehensif,baru PERTAMA di indonesia.contoh baik bagi praktek perpolitikan nasional."

4.Prof. DR. Azyumardi Azra

"PKS bertujuan membentuk masyarakat madani yang berbasiskan agama;yang  memungkinkan bagi umat beragama untuk melaksanakan ajaran dan  menghadirkan syariah islam yang RAHMATAN LIL 'AALAAMIIN."

5.Dr. Sri Mulyani, direktur Bank Dunia
"PLATFORM ini saya kasih nilai 100.Saya baca selama seminggu menjadi teman saya selama kunjungan ke Amerika.Saya kagum akan SISTEMATIKA penulisannya."

6.Eep Syaifullah Fatah, pengamat politik
"Kejelasan target dalam setiap aktifitas politik PKS itu yang membedakan dengan  parpol lain.Hal ini,PKS siap BEKERJA di saat politisi lain menikmati  libur mereka. politisi PKS siap BEKERJA KERAS di kala politisi lain sibuk."

7.Ryamizard Ryacudu,mantan KSAD
"Itu,satgasnya PKS cuma mereka yang punya STANDART OPERASIi yang sangat rapi mirip  dengan Organisasi struktural ala TNI.cuma mereka tidak memiliki  loreng.menurut data yang saya miliki satgas PKS sudah seperti pasukan  ala Vietkong yang dibentuk melawan Amerika."

8.Sidney Jones,International Crisis Group (ICG)
"Mereka paling CERDAS dan paling PEDULI pada rakyat, juga paling punya gagasan tentang PUBLIC SERVICES."

9.Susilo Bambang Yudoyono, presiden RI
"PKS telah banyak melakukan KONTRIBUSI bagi bangsa,SBY sangat mendukung tekad PKS dalam mewujudkan sistim yang bersih dalam bernegara dan  mengapresiasi kiprah PKS dalam melakukan AKSI SOSIAL menolong korban  bencana. Teruslah membantu masyarakat dan JANGAN BERHENTI...!!!!"

10. Sjafri sjamsoedin, wamenhan
"Sebuahpasukan itu bisa kuat bukan karena senjata canggih yang mereka  miliki;tapi melainkan HATI YANG IKHLAS dan KETEGUHAN menjadi seorang  pejuang.siapapun yang menjadi lawan,semuanya akan terasa kecil untuk  dihadapi.KEKUATAN HATI dengan NIAT SUCI demi atas nama tuhannya,itulah  senjata paling canggih di dunia. saya menilai itu tumbuh pada diri satgas yang dimiliki PKS."


11. Sekretaris Kedubes AS untuk RI, Vanessa Guest

"PKS Partai Islam Terbesar dan Terkuat serta memiliki  rencana dan tujuan yang jelas",



Sikap Ummat Islam Menghadapi Pemilu 2014

Pemilu 9 April 2014
Tahun 2014 ini adalah tahun politik. Pasalnya, perhelatan akbar pesta demokrasi akan digelar di tahun ini. Rakyat akan kembali memilih wakilnya yang duduk di parlemen beserta presiden yang akan memimpin pemerintahan. Wajar saja jika momentum ini akan sangat menentukan nasib bangsa Indonesia setidaknya untuk lima tahun ke depan. Maka, sudah seyogianya ummat Islam memaksimalkan hak pilihnya agar pemimpin yang nanti terpilih adalah benar-benar yang siap melayani ummat dan berbakti kepada Islam dan Indonesia.

Musuh Islam Mengancam
Di tengah melemahnya partisipasi warga dalam Pemilu, sikap untuk menjadi golput justru sebenarnya tidak bertanggungjawab. Mengapa? Sebab dengan tidak memilih sebenarnya kita telah membiarkan kekuatan-kekuatan lain untuk “berkuasa” bahkan nanti menindas dan menzalimi akidah dan kesejahteraan kita. Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) KH. Fahmi Salim, MA mengatakan, “Sekarang para aktivis JIL, Syiah, pluralis, sekuleris dan liberalis berlomba-lomba masuk ke parlemen. Apakah kita diam saja membiarkan?” Tepat, sekarang ini orang yang tak senang akan kebangkitan Islam juga berupaya masuk ke parlemen untuk mewujudkan misinya.

Mari kita lihat satu per satu.

Pertama, kekuatan Zionis Yahudi. Kini di republik ini telah berdiri organisasi yang mempelopori dibukanya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan negara teroris Israel. Namanya IIPAC (Indonesia-Israel Public Affair Commitee). Sudah beberapa tahun terakhir, lembaga yang dipimpin Benjamin Ketang tersebut menyelenggarakan HUT Israel di sejumlah kota besar di Indonesia. Benjamin sendiri menjadi caleg DPR RI dari Partai Gerindra. Penganut Yahudi memang banyak bermukim di Jakarta, Surabaya dan Manado. Mereka memiliki sinagog (rumah ibadah) dan rabbi (pendeta) sendiri. Bahkan di Sulawesi Utara, mereka berhasil membangun tugu Menorah raksasa, simbol agama mereka dengan dana APBD Provinsi yang nilainya mencapai milyaran rupiah.

Belakangan, mereka juga mengeluarkan pernyataan dukungan terhadap capres yang mereka anggap akan mendukung perjuangan mereka yaitu Abu Rizal Bakrie dari Partai Golkar. Memang jamak diketahui sudah bertahun-tahun pemilik grup Bakrie ini memiliki kongsi bisnis dengan konglomerat Yahudi Eropa dari Dinasti Rotshchild dalam usaha tambang batubara Bumi Resources.

Selain itu, sejumlah politisi juga telah nyata-nyata menunjukkan dukungan terhadap gerakan rasialis yang menjajah bumi suci Palestina itu. Tercatat nama politisi Partai Nasdem, Ferry Mursyidan Baldan yang menghadiri resepsi HUT Israel di Singapura pada 2013 lalu. Ada pula anggota DPR dari Partai Golkar, Tantowi Yahya yang berkunjung ke Knesset, parlemennya Israel atas undangan Australian Jewish Community. Miris sekali. Tak terbayangkah bagaimana kejinya tentara Zionis membombardir bocah-bocah Palestina yang tak berdosa dengan bom dan peluru?

Kedua, kekuatan Komunis-Marxis. Komunis adalah bahaya laten. Walaupun sudah menjadi organisasi terlarang, tapi ideologinya terus berkembang. Benih-benihnya bersemai di kampus-kampus. Dan sekarang tunasnya tumbuh dan bermekaran di partai yang berebut ke Senayan. Ideologi anti Tuhan dan anti kepemilikan pribadi yang nyeleneh ini dulunya berada di PKI. Lalu pada era reformasi mereka berkumpul di Partai Rakyat Demokratik (PRD). Sayang, PRD tak lolos electoral threshold. Akhirnya para aktivis kiri pemuja Che Guevara ini menyusup ke banyak tempat. Mayoritasnya ada di PDI-Perjuangan pimpinan Megawati Soekarno Putri. Bahkan di partai ini ada anggota DPR yang menulis buku “Aku Bangga Menjadi Anak PKI”.
Namanya Ribka Tjiptaning Proletariati. Di samping itu, ada Budiman Sujatmiko, mantan ketua PRD yang sudah duduk di Senayan (juga) dari PDIP. Masih ada lagi Andi Arief yang menjadi staf khusus Presiden SBY dan Pius Lustrilanang yang jadi anggota DPR dari Partai Gerindra.

Ketiga, kekuatan Salibis. Kita mungkin akan dituduh intoleran dan primordialis jika menyinggung persoalan agama. Namun faktanya memang umat Kristen di Indonesia juga berniat menjadikan “Anak Tuhan” sebagai pemimpin negeri ini. Seperti halnya di Nigeria, penduduknya mayoritas Muslim tapi presidennya Kristen. Organisasi seperti Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) terang-terangan menyatakan niatnya untuk memenangkan caleg dan capres Kristen.

Maka kita melihat sejumlah nama coba mereka usung seperti Harry Tanoesoedibyo yang diusung Partai Hanura sebagai cawapres mendampingi Wiranto. Bos MNC Group ini juga merupakan inisiator event maksiat pengumbar syahwat Miss World di Indonesia. Kemudian Sinyo Harry Sarundajang ikut di Konvensi Partai Demokrat. Selain itu Pendeta Richard Daulay membeberkan sejumlah figur kader Gereja yang dianggap mampu maju di Pilpres di antaranya EE Mangindaan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menparekraf Marie Elka Pangestu, mantan Menperind Luhut Binsar Panjaitan dan mantan Pangkostrad Letjend TNI (Purn) Johny Lumintang.

Belum lama ini lembaga survey milik mereka, Cyrus Network juga merekayasa hasil risetnya seolah-olah Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama sangat diharapkan rakyat menjadi wapres. Di sisi lain mereka juga terus mengkampanyekan Jokowi for President dengan asumsi jika Jokowi melenggang ke RI 1 maka kursi Gubernur Jakarta akan jatuh ke Ahok. Kita patut bercermin bagaimana kota Manokwari di Papua nyaris mereka buat menjadi kota Injil dimana simbol keislaman dilarang. Adzan untuk shalat saja tak diperbolehkan. Naudzubillah. Betullah firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah ayat 120, “Dan mereka tidak akan ridha kepada kalian, sebelum kalian mengikuti millah (agama) mereka..”

Keempat, kekuatan liberalis. Jaringan Islam Liberal (JIL) adalah musuh dalam selimut umat Islam. Mereka hendak menghancurkan Islam dari dalam. Bagi mereka Al-Qur’an itu ketinggalan zaman sehingga perlu tafsir baru yang mereka buat sesuai kehendak syahwat mereka. Menurut mereka, semua agama itu sama saja. Dalam pandangan mereka, shalat itu tak wajib. Jilbab bagi muslimah tak wajib. Nikah beda agama boleh. Waris beda agama sah-sah saja. Bahkan menikah dengan sesama jenis (gay/lesbi) tak jadi soal. Beginilah memang jika belajar Islam kepada orientalis Yahudi. Mondoknya bukan Mekkah, Madinah atau Al-Azhar, Mesir tapi di Chicago atau Montreal sana.

Tokoh utama JIL yang mencoba masuk ke parlemen adalah Ulil Abshar Abdalla, salah satu Ketua DPP Partai Demokrat yang menjadi caleg dari partai berkuasa itu. Satu lagi adalah Zuhairi Misrawi, yang jadi caleg dari PDIP. Keduanya –oleh media sekuler- disebut sebagai intelektual Muslim. Namun ketika presiden Mesir yang sah dan konstitusional DR. Muhammad Mursi al-hafidz dikudeta militer, mereka malah bertepuk tangan, tertawa gembira dan mendukung pembantaian terhadap aktivis Islam dari gerakan Ikhwanul Muslimin. Pembakaran masjid pun mereka amini untuk mengikuti syahwat Zionis. Memang jamak diketahui Partai Demokrat dan PDIP adalah tempat bersarangnya aktivis liberal anti-Islam yang getol membela kebathilan seperti pornografi dan LGBT (lesbian, gay, transgender, heterosex). Salah satu yang paling populer adalah Rieke Dyah Pitaloka alias Oneng, politisi partai banteng yang aktif di AKKBB.

Dalam tayangan Duel Kandidat di TV One (27/1) yang lalu, juga terlihat sejumlah politisi parpol berbasis massa Islam yang justru berbangga menjadi pembela pluralisme dan liberalisme. Sebut saja Saleh Partaonan Daulay (PAN), Malik Haramain (PKB) dan Ramadhan Pohan (Demokrat). Padahal pluralisme dan liberalisme telah dinyatakan sesat oleh MUI melalui fatwanya dalam Munas 2005. Namun atas nama kebebasan dan hak asasi, mereka membela aliran menyimpang yang menodai dan menistakan Islam seperti ajaran Ahmadiyah.

Kelima, kekuatan Syiah. Syiah adalah satu sekte yang menyimpang dari akidah Islam. Ajaran yang diciptakan tokoh Yahudi, Abdullah bin Saba’ ini memang sangat ekstrim. Bagi mereka khalifah sesudah Nabi Muhammad haruslah Ali bin Abi Thalib. Bagi muslim yang setuju dengan kepemimpinan Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan mereka nyatakan kafir. Para sahabat Nabi yang mulia dicaci makinya. Ummahatul Mukminin Aisyah ra. difitnah dan dilecehkan. Mereka juga mengklaim bahwa Al-Qur’an yang dimiliki ummat Islam saat ini (Mushaf Utsmani) telah mengalami distorsi. Ada banyak ayat yang hilang, menurut mereka.

Di sisi fiqih, salah satu ajaran paling nyelenehnya adalah dianjurkannya nikah mut’ah alias kawin kontrak. Menikah dengan perjanjian sampai batas waktu tertentu. Tentu ini tak lain hanyalah pelacuran yang dijustifikasi atas nama agama. Di Iran, Suriah, Irak dan Lebanon dimana Syiah berkuasa, ummat Islam ahlussunnah wal jamaah ditindasnya. Di negara kita pun, pentolah Syiah mulai merambah ranah politik. Di antaranya adalah Ketua Dewan Syura IJABI, Jalaluddin Rakhmat yang jadi caleg PDIP di Jawa Barat dan Zulfan Lindan yang jadi caleg DPR RI Dapil Aceh 2 dari Partai Nasdem.

Setelah membaca uraian di atas, bagaimana pendapat Anda?

Islamedia.web.id

Kamis, 27 Februari 2014

Anis Matta di Mata Gurunya

Anis Matta Bertemu Gurunya Dulu
Awal tahun 1980 datang seorang anak kecil bersama pamannya ke Pesantren Darul Arqam untuk mendaftarkan diri sebagai santri. Anak bertubuh kurus itu menjadi santri paling kecil diantara ratusan santri lainnya.

Demikian penuturan seorang guru di Pondok Pesantren Darul Arqam, Ustadz Abdul Djalil Thahir ketika bincang-bincang santai bersama tim media Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan (Sulsel) baru-baru ini.

"Santri kecil itu bernama Anis Matta, bocah bertubuh kecil tapi pemberani," kata Abdul Djalil
Abdul Djalil melanjutkan ceritanya bagaimana Anis Matta dalam usia 11 tahun mampu menjadi santri yang melebihi santri-santri lainnya. "Awalnya banyak santri yang tidak memperhitungkan Anis Matta, namun dengan berjalannya waktu, anak itu memperlihatkan kemampuannya, kecerdasannya dan kepiawaiannya dalam berkata-kata membuatnya diakui oleh semua santri Darul Arqam," tuturnya.

Sosok Cerdas dan Disiplin

"Di Pesantren ini, kalian harus siap 'dipalu', 'digergaji', kalian memang tidak merasakan manfaatnya saat ini, tapi kalian akan merasakan manfaatnya saat keluar nanti," demikian nasihat yang seringkali dilontarkan Abdul Djalil kepada ratusan santrinya.

Abdul Djalil yang merupakan guru bahasa arab di Darul Arqam mengatakan bahwa Anis Matta sosok santri yang disiplin, Anis diakuinya tidak pernah terlambat datang ke kelas.
“Saya sangat tegas jika mengajar, santri yang terlambat boleh mengikuti pelajaran tapi dengan syarat berdiri sampai pelajaran usai. Anis Matta tidak pernah terlambat mengikuti pelajaran, dia anak yang rajin,” ungkap lelaki kelahiran 1945 ini.
Di Pesantren, lanjut Djalil, Anis Matta adalah sosok yang ramah, dia tidak punya musuh dan tidak pernah bertengkar. "Dia disukai banyak orang karena kecerdasan dan kebaikannya," ungkapnya.

Abdul Djalil Thahir memaparkan bagaimana keseharian dan kepribadian Anis Matta selama menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Arqam. Dia mengatakan bahwa Anis Matta adalah sosok santri yang cerdas dan disiplin. 

Djalil menambahkan bahwa Anis juga seorang anak yang ramah dan disenangi teman-temannya.
"Anis Matta adalah sosok yang ramah, dia tidak punya musuh dan tidak pernah bertengkar, dia disukai banyak orang karena kecerdasan dan kebaikannya," ungkapnya.

Nasi Kecap yang Membuatnya Jadi Orang Besar

Anis Matta pernah menceritakan dalam orasi-orasinya ketika melakukan konsolidasi dengan kader di daerah bahwa menu sarapan paginya hanyalah seporsi nasi kecap. Namun dari nasi kecap itulah ia kelak akan menjadi orang besar, begitulah guru-gurunya sering menasehatinya.

Selain nasi kecap, sumur tempat para santri mandi pun jauh dari pondok, berjarak 1 kilometer dan dikelilingi kubangan kerbau, membuat air sumur tersebut bau.
"Yah, nasi kecap dan air bau itulah yang membuat Anis menjadi orang besar dan berkarakter," ujar Abdul Djalil. Apa yang dinasehatkan para gurunya ternyata benar adanya.
Dan kini ada dua santri cerdas lulusan Darul Arqam, Anis Matta yang kini menjadi Presiden PKS dan Shamsi Ali yang kini menjadi Imam Besar di Amerika Serikat.

Sosok yang Kritis

"Kalau kamu tidak bisa melawan dan mengalahkan saya, berarti kamu bukan murid saya" itulah kalimat yang pernah terlontarkan dari Abdul Djalil kepada Anis semasa berpondok di Darul Arqam.
Salah satu karakter Anis Matta yang disukai oleh Abdul Djalil adalah sikap kritisnya. Dalam usia masih belasan tahun, Anis berani menyampaikan kritikannya jika merasa tidak sesuai dengan pendapatnya. Menurut Abdul Djalil itu adalah karakter pemimpin. Ayah dari delapan anak ini menceritakan sikap kritis Anis Matta yang tidak bisa dia lupakan.

“Saat itu Anis Matta kelas 6 (Tiga Aliyah), kebijakan di pesantren, santri aliyah dimasukkan ke jurusan IPA, Anis dan teman-temannya tidak setuju, karena harusnya mereka di jurusan syariah dan tarbiyah, tapi karena saat itu saya lagi di luar kota mengikuti pendidikan selama 3 bulan maka dia belum sempat protes,” Kenang Abdul Djalil.

Menurutnya, Anis tidak bisa menahan gejolak ketidaksetujuannya, maka dia mendatangi rumah Abdul Djalil dan bertemu dengan istri Sang Guru, Khaeriah Abdul Jabbar.
“Bu, tolong berikan alamatnya ustad, kami mau kirim surat, kami tidak mau seperti ini,” protes Anis di depan istri Abdul Djalil.

Khaeriah tidak memberi dan mengijinkan Anis untuk mengirimkan surat protesnya. “Tidak bisa, kamu tidak boleh mengganggu suami saya yang sedang ikut pendidikan, kalau mau protes nanti saja ketika dia sudah pulang,” tegas Khaeriyah menolak permintaan Anis, maka Anis pun menahan keinginannya hingga Sang Guru kembali ke pesantren.

Saat kembali dari pendidikan, Abdul Djalil melihat gejolak dan sikap kritis di mata Anis, maka dia menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan kebijakan pesantren.
“Kenapa kalian tidak mau belajar IPA? Padahal dalam Al-quran itu isinya tentang alam dan cara mengatur alam,” kata Abdul Djalil menjelaskan panjang lebar di depan ratusan santri, Anis mendengarkan dengan seksama.

Setelah itu tidak ada penentangan, suami dari Khaeriyah Abdul Djabbar itu sangat paham bahwa Anis memang kritis jika tidak ada hal yang sesuai dengan pemikirannya, namun setelah mendapat penjelasan dan masuk akal maka dia akan menjadi orang yang sangat patuh.



Rabu, 26 Februari 2014

Gen AMPM dari 34 Provinsi Dukung Anis Matta Jadi Presiden

Jakarta – Setelah terbentuk dan melakukan operasi senyap selama sekitar sebulan, Gen AMPM akhirnya muncul ke permukaan. Hal ini terkuak di acara Election Update bertema “PKS Di Mana-Mana, Di Mana-Mana PKS”, Selasa (18/2), di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.

Henry Baskoro, tim sukses Anis Matta, mengonfirmasi validitas desas-desus yang selama ini berkembang tentang tim pemenangan Anis Matta. “Kami sudah terbentuk sekitar sebulan. Sejak terbentuk hingga pagi tadi, sebenarnya kami melakukan operasi senyap. Hari ini, karena Pak Pres (presiden PKS –red) meminta presentasi, terpaksa kami muncul ke permukaan,” tuturnya.

Ketika ditanya perihal makna AMPM, pria asal Jakarta itu tidak langsung menjawab. “Tentang makna, nanti ada penjelasannya di akhir. Yang jelas, kami telah merancang tahapan-tahapan yang harus dilalui sampai beberapa bulan ke depan, meliputi operasi di dunia nyata dan maya, keterwakilan di seluruh indonesia, dan menganalisis perkembangan politik di tanah air. Dan sejauh ini, kami sukses di semua tahapan itu,” ungkapnya.

Sementara Irwan Indra, Koordinator Pusat Gen AMPM, menerangkan progres timnya. “Sampai saat ini, kami telah memenuhi keterwakilan di seluruh Indonesia. Per hari ini, jumlahnya sudah mencapai sekitar 3000 orang. Jumlah itu insya Allah akan terus bertambah secara eksponensial,” katanya, sambil menunjukkan daftar nama dan nomor telepon koordinator Gen AMPM seluruh Indonesia.

“Kita memang bergerak di luar struktur partai. Pak Anis memang menginginkan seperti itu, supaya struktur partai tetap fokus pada pemenangan PKS di pemilu legislatif. Maka relawan-relawan yang kami kumpulkan, mohon maaf kepada para petinggi PKS yang hadir di sini, mayoritas bukan kader. Mereka adalah masyarakat biasa yang setuju dengan gagasan Pak Anis, dan mereka disebut sebagai ‘Gen AMPM’,” beber pria asal Jogjakarta itu, yang disambut takbir oleh peserta. (DLS/MFS)


Rumah Warga Kebakaran, PKS & Warga Ikut Membantu

Si jago merah melahap habis 3 rumah kontrakan di Jl. Taruna Kelurahan Satria Kecamatan Binjai Kota, Selasa sore [25/02/2014] sekitar pukul 16.20 WIB yang disebabkan oleh kelalaian anak-anak yang bermain masak-memasak menggunakan api di dalam rumah. Material bangunan yang berupa kayu dan bambu tepas membuat api begitu cepat memberangus ketiga rumah tersebut. Meski tim pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Binjai telah sigap semaksimal mungkin berupaya menjinakkan si jago merah namun ketepatan waktu kedatangan pemadam kebakaran tersebut tak mampu berbuat banyak menghalau laju lalapan api.

Selain memberangus 3 rumah kontrakan, si jago merah juga menjilat rumah salah satu kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Binjai Kota, Juliono. Jilatan si jago merah tak sempat merebak luas, namun tetap mengakibatkan kerusakan di bagian atap dan asbes, sebab api yang menjalar harus dihentikan dengan mengijinkan semprotan air pemadam kebakaran masuk lewat atap.

Sontak kabar terbakarnya rumah kader PKS ini serta-merta menggerakkan seluruh kader DPC PKS Binjai Kota membantu korban dengan bahu-membahu membersihkan puing-puing reruntuhan asbes dan sisa-sisa semprotan air pemadam kebakaran. Tampak seluruh Calon Anggota DPRD (CAD) PKS Binjai Kota, H. Marasonang Lubis,S.Sos., Irwan Subandi, dan M. Iqbal turut serta membantu korban. (aam)

Kader  & Caleg PKS Turut Membantu Korban Kebakaran