"Yang terhormat bapak doktor Anis Matta.... Saya menyebutnya doktor karena pemikiran dan kapabilitasnya melebihi doktor..."
Ucap
Isran Noor Ketua Asosiasi Pemerintahan Kabupaten seluruh Indonesia
(Apkasi) saat menyambut Anis Matta. Yang disapa cuma tersenyum kecil.
Sementara mahasiswa menyambutnya dengan aplaus meriah.
Itu sekelumit fragmen saat Presiden PKS Anis Matta hadir di Universitas
Mulawarman Samarinda dalam acara Dialog Kebangsaan, Selasa (29/10).
Pada kesempatan itu Presiden Partai Keadilan sejahtera mengajak
masyarakat perguruan tinggi, khususnya mahasiswa, untuk menjadikan
kampus sebagai panggung demokrasi
"Kampus adalah pusat industri pemikiran, tugas politik di kampus adalah
membantu mematangkan budaya demokrasi, salah satu caranya dengan
menjadikan kampus sebagai panggung uji publik," tandas Anis Matta.
Tampil juga sebagai pembicara Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua
Asosiasi Pemerintahan Kabupaten seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor
dan dimoderatori oleh Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta
Yudha.
Dialog Kebangsaan diikuti oleh ribuan civitas akademika, perwakilan
organisasi pemuda, organisasi masyarakat (ormas) se-Samarinda. Selain
itu hadir pula sejumlah tokoh dan birokrat setempat.
Mengapa pimpinan parpol perlu berinteraksi dan memaparkan karyanya di
kampus? Anis Matta menjelaskan, karena perguruan tinggi berperan sebagai
pusat industri pemikiran.
"Depolitisasi kampus merupakan produk orde baru yang sudah bukan lagi
zamannya di orde reformasi seperti sekarang ini," tegas Anis Matta.
Menagih pertanggungjawaban pemimpin parpol, bagi Presiden PKS, juga
merupakan wujud keseriusan masyarakat kampus menjalankan perannya
sebagai salah satu ujungtombak kemajuan bangsa.
"Bagaimana wajah bangsa ini sekarang, begitu pula rupa mahasiswa
sekalian. Mau seperti apa Indonesia ke depan, antara lain, tergantung
masyarakat kampusnya," ungkap Anis Matta, seraya menambahkan bahwa peran
vital civitas akademika tak mungkin disangkal siapapun.
Memaparkan lebih jauh penegasannya, orang nomor satu di partai bernomor
urut 3 ini mengatakan, Merah-Putih kini memasuki fase perjalanan baru
yang kondisinya belum pernah terjadi dalam sejarah bangsa. Indonesia
memasuki gelombang reformasi dengan komposisi demografinya berada pada
kondisi terbaik.
"Saya menyebut itu sebagai era emas karena komposisi penduduknya diisi
oleh kelompok mayoritas yang rata-rata berusia 40an tahun. Mereka yang
saya sebut sebagai "demografik driver" ini mencapai angka 60 persen
populasi penduduk," jelas Anis Matta.
Ditambahkan, kelompok new majority tersebut yang menentukan wajah
Indonesia ke depan. Dalam pentas yang berkaitan dengan politik,
merekalah yang paling pas didudukkan sebagai "The native democracy"
Dalam sejarah banyak negara maju, kata Presiden PKS lagi, kelompok
mumpuni tersebut membuktikan peran vital dan penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar